Jumat, 06 November 2020

Guru Abad 21 Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat


Seorang guru dalam mengembangkan pembelajaran abad 21 harus memulai suatu perubahan, yaitu mengubah pola pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru menjadi pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Hal penting lainnya adalah guru akan menjadi contoh pembelajar (learner model), guru harus mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi terbaru sehingga dalam proses pembelajaran ini guru dan siswa tidak hanya akan belajar bersama, namun guru juga memiliki tugas untuk mengarahkan dan mengelola kelas. Untuk itu guru harus menjadi pembelajar sepanjang hayat (a long-life learning) agar dapat mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi sesuai tuntutan era industri 4.0 dan society 5.0.

Syarat seorang guru untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat tersebut adalah seorang guru harus memiliki tiga kemampuan literasi, yaitu literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia. Literasi data adalah kemampuan untuk membaca, menganalisis, dan menggunakan informasi di dunia digital. Literasi teknologi adalah kemampuan dalam memahami cara kerja mesin dan aplikasi teknologi. Sedangkan literasi manusia adalah kemampuan seseorang dalam lingkup humanities dan komunikasi. Kemampuan literasi ini harus dimiliki seorang guru dalam mengembangkan pembelajaran abad 21 melalui pengintegrasian teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran secara efektif.

Guru dapat menjadi fasilitator, kolaborator, mentor, pelatih, pengarah, dan teman belajar pada saat mengintegrasikan TIK dalam proses pembelajaran. Selain itu guru dapat memberikan pilihan dan tanggung jawab yang besar kepada peserta didik untuk mengalami peristiwa belajar, serta menjadi kreator inovasi dalam pembelajaran.

Menurut Rohim, Bima, dan Julian (UNY, 2016), untuk mampu mengembangkan pembelajaran abad 21 harus memperhatikan hal-hal berikut ini.

  1. Tugas utama guru sebagai perencana pembelajaran serta fasilitator dan pengelolaan kelas, maka tugas guru yang penting adalah dalam pembuatan RPP. RPP haruslah baik dan detil dan mampu menjelaskan semua proses yang akan terjadi dalam kelas termasuk proses penilaian dan target yang diminta dalam kurikulum nasional, pengembangan kecakapan abad 21 atau karakter nasional serta pemanfaatan teknologi dalam kelas.
  2. Masukkan unsur berpikir tingkat tinggi (higher order thinking). Teknologi dalam hal ini khususnya internet akan sangat memudahkan peserta didik untuk memperoleh informasi dan jawaban dari persoalan yang disampaikan oleh guru. Untuk permasalahan yang bersifat pengetahuan dan pemahaman bisa dicari solusinya dengan sangat mudah dan ada kecenderungan bahwa peserta didik hanya menjadi pengumpulan informasi. Guru harus mampu memberikan tugas di tingkat aplikasi, analisis, evaluasi, dan kreasi. Hal ini akan mendorong peserta didik untuk berpikir kritis dan membaca informasi yang mereka kumpulkan sebelum menyelesaikan tugas dari guru.
  3. Penerapan pola pendekatan dan model pembelajaran yang bervariasi. Beberapa pendekatan pembelajaran seperti pembelajaran berbasis proyek (project based learning), pembelajaran berbasis keingintahuan (inquiry based learning) serta model pembelajaran silang (jigsaw) maupun model kelas terbalik (flipped classroom) dapat diterapkan oleh guru untuk memperkaya pengalaman belajar belajar peserta didik (learning experience). Satu hal yang perlu dipahami bahwa peserta didik harus mengerti dan memahami hubungan antara ilmu yang dipelajari di sekolah dengan kehidupan nyata, peserta didik harus mampu menerapkan ilmunya untuk mencari solusi.
  4. Integrasi Teknologi. Sekolah di mana peserta didik dan guru mempunyai akses teknologi yang baik harus mampu memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran, peserta didik harus terbiasa bekerja dengan teknologi seperti layaknya orang yang bekerja. Seringkali guru mengeluh mengenai fasilitas teknologi yang belum mereka miliki, satu hal saja bahwa pengembangan pembelajaran abad 21 bisa dilakukan tanpa unsur teknologi, yang terpenting adalah guru yang baik yang bisa mengembangkan proses pembelajaran yang aktif dan kolaboratif, namun tentu saja guru harus berusaha untuk menguasai teknologinya terlebih dahulu. Hal yang paling mendasar yang harus diingat bahwasanya teknologi tidak akan menjadi alat bantu yang baik dan kuat apabila pola pembelajarannya masih tradisional.


Maulidiya Rahma Prastiti

Sahabat Rumah Belajar Jawa Timur 2020

0 komentar:

Posting Komentar